Senin, 05 Januari 2009

MENUNGGU SANG FAJAR

Seorang anak mengangis sejadi-jadinya …

Di tengah malam yang pekat ...

Tak ada yang mendengarnya ....

Atau mungkin ....

Pura-pura tak mendengarnya ..

Keluarganya hanya tertidur di sekelilingnya ...

Tanpa memperdulikan anak yang terus-menerus menangis ....

Atau mungkin ...

Mereka tak sanggup untuk peduli pada bocah kecil yang tangisnya tak berkurang sejak awal ia menangis ....

Ia mencoba membangunkan keluarganya satu persatu,

Ayah,

Ibu,

Kakak,

Menggoyangkan badan anggota satu persatu ....

Dengan sisa-sisa kekuatan yang tertinggal ...

Ia terus mencoba ....

Tanpa kenal lelah ...

Rumah yang terbuat dari bilik bambu ...

Yang terlihat bolong di sana sini ...

Menjadi saksi kesedihan bocah malang itu ...

Tak ada yang berani mendiamkannya ...

Semua tertegun ...

Semua terhenyak dengan apa yang telah terjadi ...

Jika mereka bisa menangis ...

Mereka akan menangis ...

Mungkin dapat mengurangi sedikit kesedihan yang bocah itu rasakan ....

Bocah itu masih tetap menangis...

Dengan tetap menggoyangkan anggota keluarganya ...

Yang masih tidak dapat menunjukan tanda-tanda perubahan....

Ia takut ....

Takut akan esok hari ..

Takut akan masa depan ...

Bahkan,

Untuk menanti sang fajar pun ia takut ....

Tapi tanpa ia sadari...

Ia telah menunggu sang fajar ...

Untuk menyelesaikan semua masalahnya ..

Menyelesaikan kehidupannya...

Yang telah sepi sejak beberapa saat lalu...

Ada tangan-tangan Sang Khalik yang akan menjaga anak itu,

Semoga ...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar